Minggu, 13 Februari 2011

Majelis Rasulullah SAW – Pecinta Shalawat wa Ta'lim Allohumma sholli 'alaa sayyidinaa muhammadin wa 'alaa alihi wa shahbihi wasallim

Arsip

Arsip untuk Februari, 2010

Raja-Raja dan Pemuka Afrika Masuk Islam berkah Muammar Qadhafi

Meski pun terkenal sebagai sosok pemimpin yang flamboyan dan kerap menuai kontroversi, Presiden Republik Arab Sosialis Libya Kolonel Muammar Qadzafi juga merupakan sosok da’i yang unik.
Baru-baru ini, sebanyak sepuluh raja dan pemimpin suku-suku di seantero benua Afrika menyatakan keislaman mereka di hadapan Qadzafi. Mereka masuk Islam “di bawah tangan” Qadzafi.
Surat kabar Libya Akhbar Libiya (26/2) melansir, beberapa raja-raja dan pemimpin Afrika dari negara Nigeria, Madagaskar, dan Ghana mengucapkan syahadat di hadapan Qadzafi saat dilangsungkannya Demonstrasi Keislaman ke-V yang rutin digelar tahunan di kota Benghazi, Libya, pada Kamis (25/2) malam.
Sebelum para raja dan pemimpin suku itu mengucapkan dua kalimat syahadat, Qadzafi terlebih dahulu memberikan ceramah dan wejangan keislaman, semisal rukun Iman, Islam, dan ajaran-ajaran Islam mulia lainnya.
Qadzafi juga menyerukan, agar senantiasa menjalankan apa yang telah dititahkan Allah dan menjauhi segala laranganNya, menjalankan ibadah dan amal-amalan shaleh.
Setelah memberikan ceramah dan wejangan, Qadzafi pun menuntun mereka mengucapkan dua kalimat syahadat, dengan bahasa Arab dan Prancis, serta menuntun mereka membaca surat Alfatihah. (ags/al)
Sumber : eramuslim

Apakah Suatu Syariat yang tidak dicontohkan Nabi saw itu sesat ???

Apabila ada orang yang mengharamkan sesuatu dengan berdalih bahwa hal itu tidak pemah dilakukan Rasulullah SAW, maka sebenamya dia mendakwa sesuatu yang tidak ada dasar hukumnya. Oleh karena itu, dakwaannya tidak dapat diterima.

Demikian Abdullah ibn ash-Shiddiq al-Ghumari dalam “Itqanush Shunnah fi Tahqiqi Ma’nal-Bid’ah”. Lebih lanjut beliau mengatakan: ”Sangat bisa dipahami bahwa Nabi Muhammad SAW tidak melakukan semua perbuatan mubah, dan bahkan perbuatan sunnah, karena kesibukannya dalam mengurus tugas-tugas besar yang telah memakan sebagian besar waktunya.

Tugas berat Nabi antara lain menyampaikan dakwah, melawan dan mendebat kaum musyrikin serta para ahli kitab, berjihad untuk menjaga cikal bakal Islam, mengadakan berbagai perdamaian, menjaga keamanan negeri, menegakkan hukum Allah, membebaskan para tawanan perang dari kaum muslimin, mengirimkan delegasi untuk menarik zakat dan mengajarkan ajaran Islam ke berbagai daerah dan lain sebagainya yang dibutuhkan saat itu utnuk mendirikan sebuah negara Islam.
Oleh karena itu, Rasulullah hanya menerangkan hal-hal pokok saja dan sengaja Read more…

Memaknai Kisah Perjalanan dari Dakwah Rasulullah saw

Artikel kali ini saya ingin sedikit mengajak kepada Semua untuk merenungkan Perjalanan dakwah Rasulullah saw yang selalu mendapatkan perlawanan yang kuat dari Bangsa Quraisy. Begitu banyak duri yang ditebarkan bangsa Quraisy untuk mengahalang-halangi dakwah Rasulullah saw. Namun Hebatnya Rasulullah saw sedikitpun tidak gentar menghadapi teror yang dilancarkan orang-orang Quraisy baik secara fisik maupun non fisik yang ditimpakan kepada Beliau.
Kesabaran dan keteguhan hati yang dianugrahkan Allah kepada Rasulullah menjadi Perisai dan keberaniannya dalam menghadapai masa-masa sulit. Walau jiwanya selalu diancaman kematian.Kemampuan meredam amarahnya patut jadi contoh, begitupun keikhlasannya memberikan yang terbaik kepada orang yang menyakitinya akan membuat kita terhanyut dalam memaknai perjalanan hidupnya, hingga kelapangan dadanya untuk memaafkan lawan mampu membuat lawan-lawannya menjadi simpati terhadap Islam.
Kepandaian Rasulullah saw mengambil kebijakan dalam menyikapi sikap musuh memperlihatkan betapa tingginya kecerdasaan emosi beliau (EQ). Sehingga Memaafkan musuh adalah menjadi pekerjaan mudah baginya. Walau sang musuh jelas-jelas sejak semula berniat membunuhnya. Apalagi kepada musuh yang kebenciannya masih tipis, atau baru pertama kali melakukan perbuatan aniaya terhadap dirinya.
Semoga Teladan yang diberikan oleh Rasulullah saw. Ini mampu kita terapkan dalam kehidupan kita saat ini agar kita mampu mencapai pribadi yang sukses dalam menggapai kehidupan dunia dan akhirat. Amin.
Penderitaan Rasulullah saw (1)
Dikisahkan dalam kitab Bidayah wal Nihayah dan Hilyatul Aulia: Baihaqi memberitakan dari Abdullah bin Ja’far ra. katanya: Apabila Abu Thalib telah meninggal dunia, mulailah Nabi SAW diganggu dan ditentang secara terang-terangan. Satu peristiwa, beliau telah dihadang di jalanan oleh salah seorang pemuda jahat Quraisy, diraupnya tanah dan dilemparkan ke muka beliau, namun beliau tidak membalas apa pun.
Apabila beliau tiba di rumah, datang salah seorang puterinya, lalu membersihkan muka beliau dari tanah itu sambil menangis sedih melihat ayahnya diperlakukan orang seperti itu. Maka berkatalah Rasulullah SAW kepada puterinya itu: ‘Wahai puteriku! Jangan engkau menangis begitu, Allah akan melindungi ayahmu!’ beliau membujuk puterinya itu.
Beliau pernah berkata: Sebelum ini memang kaum Quraisy tidak berani membuat sesuatu seperti ini kepadaku, namun selepas Abu Thalib meninggal dunia, mulailah mereka menggangguku dan mengusik ketenteramanku. Dalam riwayat yang lain, beliau berkata kepadanya karena menyesali perbuatan jahat kaum Quraisy itu: Wahai paman! Alangkah segeranya mereka menggangguku sesudah engkau hilang dari mataku!
Thabarani telah memberitakan dari Al-Harits bin Al-Harits yang menceritakan peristiwa ini, katanya: Apabila aku melihat orang ramai berkumpul di situ, aku pun tergesa-gesa datang ke situ, menarik tangan ayahku yang menuntunku ketika itu, lalu aku bertanya kepada ayahku: ‘Apa sebab orang ramai berkumpul di sini, ayah?’ ‘Mereka itu berkumpul untuk mengganggu seorang pemuda Quraisy yang menukar agama nenek-moyangnya!’ jawab ayahku. Kami pun berhenti di situ melihat apa yang terjadi. Aku lihat Rasulullah SAW mengajak orang ramai untuk mengesakan Allah azzawajaila dan mempercayai dirinya sebagai Utusan Allah, tetapi aku lihat orang ramai mengejek-ngejek seruannya itu dan mengganggunya dengan berbagai cara sehinggalah sampai waktu tengah hari, maka mulailah orang bubar dari situ.
Kemudian aku lihat seorang wanita datang kepada beliau membawa air dan sehelai kain, lalu beliau menyambut tempat air itu dan minum darinya. Kemudian beliau mengambil wudhuk dari air itu, sedang wanita itu menuang air untuknya, dan ketika itu agak terbuka sedikit pangkal dada wanita itu. Sesudah selesai berwudhuk, beliau lalu mengangkat kepalanya seraya berkata kepada wanita itu: Puteriku! lain kali tutup rapat semua dadamu, dan jangan bimbang tentang ayahmu! Ada orang bertanya: Siapa dia wanita itu? jawab mereka: Itu Zainab, puterinya – radhiallahu anha. (Majma’uz-Zawa’id 6:21)
Dalam riwayat yang sama dari Manbat Al-Azdi, katanya: Pernah aku melihat Rasulullah SAW di zaman jahiliah, sedang beliau menyeru orang kepada Islam, katanya: ‘Wahai manusia sekaliani Ucapkanlah ‘Laa llaaha lliallaah!’ nanti kamu akan terselamat!’ beliau menyeru berkali-kali kepada siapa saja yang beliau temui. Malangnya aku lihat, ada orang yang meludahi mukanya, ada yang melempar tanah dan kerikil ke mukanya, ada yang mencaci-makinya, sehingga ke waktu tengah hari.
Kemudian aku lihat ada seorang wanita datang kepadanya membawa sebuah kendi air, maka beliau lalu membasuh wajahnya dan tangannya seraya menenangkan perasaan wanita itu dengan berkata: Hai puteriku! Janganlah engkau bimbangkan ayahmu untuk diculik dan dibunuh … ! Berkata Manbat: Aku bertanya: Siapa wanita itu? Jawab orangorang di situ: Dia itu Zainab, puteri Rasuluilah SAW dan wajahnya sungguh cantik.
(Majma’uz Zawa’id 6:21)
Penderitaan Rasulullah saw (2)
Bukhari meriwayatkan dari Urwah r.a. katanya: Aku bertanya Amru bin Al-Ash ra. mengenai apa yang dideritai Nabi SAW ketika beliau berdakwah mengajak orang masuk Islam, kataku: ‘Beritahu aku tentang perbuatan yang paling kejam yang pernah dibuat oleh kaum musyrikin terhadap Rasulullah SAW? Maka Amru berkata: Ketika Nabi berada di Hijir Ka’bah, tiba-tiba datang Uqbah bin Abu Mu’aith, lalu dibelitkan seutas kain pada tengkuk beliau dan dicekiknya dengan kuat sekali. Maka seketika itu pula datang Abu Bakar ra. lalu dipautnya bahu Uqbah dan ditariknyanya dengan kuat hingga terlepas tangannya dari tengkuk Nabi SAW itu. Abu Bakar berkata kepada Uqbah: ‘Apakah engkau hendak membunuh orang yang mengatakan ‘Tuhanku ialah Allah!’ padahal dia telah membawa keterangan dari Tuhan kamu?!’ (Al-Bidayah Wan-Nihayah 3:46)
Suatu riwayat yang dikeluarkan oleh Ibnu Abi Syaibah, dari Amru bin Al-Ash ra. katanya: Aku tidak pemah lihat kaum Quraisy yang hendak membunuh Nabi SAW seperti yang aku lihat pada suatu hari di bawah lindungan Ka’bah. Mereka bersepakat merencanakan pembunuhan beliau sedang mereka duduk di sisi Ka’bah. Apabila Rasulullah SAW datang dan bersembahyang di Maqam, lalu bangunlah Uqbah bin Abu Mu’aith menuju kepada Rasulullah SAW dan membelitkan kain ridaknya ke tengkuk beliau, lalu disentaknya dengan kuat sekali, sehingga beliau jatuh tersungkur di atas kedua lututnya. Orang ramai yang berada di situ menjerit, menyangka beliau telah mati karena cekikan keras dari Uqbah itu. Maka ketika itu segeralah Abu Bakar ra. datang dan melepaskan cekikan Uqbah dari Rasulullah SAW itu dari belakangnya, seraya berkata: Apa ini? Adakah engkau hendak membunuh orang yang mengatakan ‘Tuhanku ialah Allah!’ Uqbah pun segera berundur dari tempat Rasuluilah SAW itu kembali ke perkumpulan teman-temannya para pemuka Quraisy itu. Rasulullah SAW hanya bersabar saja, tidak mengatakan apa pun. Beliau lalu berdiri bersembahyang, dan sesudah selesai sembahyangnya dan ketika hendak kembali ke rumahnya, beliau berhenti sebentar di hadapan para pemuka Quraisy itu sambil berkata: ‘Hai kaum Quraisy! Demi jiwa Muhammad yang berada di dalam genggaman Tuhan! Aku diutus kepada kamu ini untuk menyembelih kamu!’ beliau lalu mengisyaratkan tangannya pada tenggorokannya, yakni beliau rnenjanjikan mereka bahwa mereka akan mati terbunuh. ‘Ah, ini semua omong kosong!’ kata Abu jahal menafikan ancaman Nabi SAW itu. ‘Ingatlah kataku ini, bahwa engkau salah seorang dari yang akan terbunuh!’ sambil menunjukkan jarinya ke muka Abu jahal. (Kanzul Ummal 2:327)

Penderitaan Rasulullah saw  (3)

Ahmad memberitakan dari Urwah bin Az-Zubair dari Abdullah bin Amru ra. bahwa Urwah pernah bertanya kepada Abdullah: ‘Tolong beritahu aku apa yang pernah engkau lihat dari kaum Quraisy ketika mereka menunjukkan permusuhannya kepada Rasulullah SAW?’. Abdullah bercerita: Aku pernah hadir dalam salah satu peristiwa ketika para pemuka Quraisy bermusyawarah di tepi Hijir (Ka’bah), mereka berkata: Apa yang kita tanggung sekarang lebih dari yang dapat kita sabar lagi dari orang ini! Dia telah mencaci nenek-moyang kita, memburuk-burukkan agama kita, memporak-perandakan persatuan kita, dan mencerca tuhan-tuhan kita, siapa lagi yang dapat bersabar lebih dari kita … !’

Di tengah mereka berbincang-bincang itu, tiba-tiba muncullah Rasulullah SAW datang dan langsung menghadap sudut Ka’bah, lalu beliau bertawaf keliling Ka’bah, dan apabila beliau berlalu di tempat kaum Quraisy itu sedang duduk, mereka melontarkan beberapa perkataan kepadanya, namun beliau hanya berdiam diri belaka. Apabila beliau bertawaf kali kedua, mereka tetap menyampaikan kata-kata mengejek, namun beliau tidak berkata apa pun. Tetapi pada tawaf keliling ketiga, bila mereka mengejek-ngejek lagi, beliau lalu berhenti seraya berkata kepada mercka: ‘Hai pemuka Quraisy! Dengarlah baik-baik! Demi jiwa Muhammad yang berada di dalam genggaman Tuhan, sebenarnya aku ini mendatangi kamu untuk menyembelih kamu!’ Mendengar itu, semua orang yang di situ merasa berat sekali, sehingga setiap seorang di antara mereka merasakan seolah-olah burung besar datang untuk menyambarnya, sampai ada orang yang tidak sekeras yang lain datang untuk menenangkan perasaan beliau supaya tidak mengeluarkan kata-kata yang mengancam, karena mereka sangat bimbang dari kata-katanya. ‘Kembalilah sudah, wahai Abu Al-Qasim!’ bujuk mereka. ‘Janganlah engkau sampai berkata begitu! Sesungguhnya kami sangat bimbang dengan kata-katamu itu!’ Rasuluilah SAW pun kembalilah ke rumahnya.
Kemudian pada hari besoknya, mereka datang lagi ke Hijir (Ka’bah) itu dan berbicarakan permasalahan yang sama, seperti kemarin, dan aku duduk di antara mereka mendengar pembicaraan mereka itu. ‘Kamu semua cuma berani berkata saja, cuma berani mengumpat sesama sendiri saja, kemudian apabila Muhammad mengatakan sesuatu yang kamu tidak senang, kamu lalu merasa takut, akhirnya kamu membiarkannya!’ kata yang satu kepada yang lain. ‘Baiklah,’ jawab mereka.’ Kali ini kita sama-sama bertindak, bila dia datang nanti.’ Dan seperti biasa Rasulullah SAW pun datang untuk bertawaf pada Ka’bah, maka tiba-tiba mereka melompat serentak menerkamnya sambil mereka mengikutinya bertawaf mereka mengancamnya: ‘Engkau yang mencaci tuhan kami?’ kata yang seseorang. ‘Engkau yang memburuk-burukkan kepercayaan kami, bukan?’ kata yang lain. Yang lain lagi dengan ancaman yang lain pula. Maka setiap diajukan satu soalan kepada Rasulullah SAW itu, setiap itulah dia mengatakan: ‘Memang benar, aku mengatakan begitu!’ Lantaran sudah tidak tertanggung lagi dari mendengar jawaban Nabi SAW itu, maka seorang dari mereka lalu membelitkan kain ridaknya pada leher beliau, sambil menyentakkannya dengan kuat. Untung Abu Bakar ra. berada di situ, lalu dia segera datang melerai mereka dari menyiksa Nabi SAW sambil berkata: ‘Apakah kamu sekalian mau membunuh seorang yang mengatakan ‘Tuhanku ialah Allah! ‘diulanginya kata-kata itu kepada kaum Quraisy itu, dengan tangisan yang memilukan hati. Kemudian aku lihat kaum Quraisy itu meninggalkan tempat itu. Dan itulah suatu peristiwa sedih yang pernah aku lihat dari kaum Quraisy itu yang dilakukan terhadap Nabi SAW – demikian kata Abdullah bin Amru kepada Urwah bin Az-Zubair ra. (Majma’uz Zawa’id 6:16)
Berawal dari kerinduan terhadap Rasulullah saw
Bilal bin Rabbah, sahabat Rasulullah SAW berkulit hitam namun berhati putih mempunyai banyak kenangan tersendiri pada lelaki mulia yang menjadi nabinya. Kenangan itu berkerak dan melekat dalam diri Bilal ra. sampai jauh setelah Rasulullah SAW wafat. Agar tak terkoyak moyak hatinya, Bilal ra. memutuskan untuk tak lagi adzan sepeninggal Rasulullah SAW. Sampai suatu ketika, rindu Bilal ra. tak tertahankan. Ia pun mengumandangkan adzan.
Kisah itu diawali dengan cerita Bilal ra. tentang mimpinya semalam. Lelaki asal Ethiopia itu, suatu malam bermimpi dalam tidurnya. Dalam mimpinya, Bilal bertemu dengan Rasulullah SAW. “Bilal, betapa rindu aku padamu,” kata Rasulullah SAW dalam mimpi Bilal.
Satu orang mendengar cerita Bilal ra. Tak berapa lama, orang pertama menceritakan mimpi Bilal ra. pada orang kedua. Orang keduapun bercerita pada orang ketiga, keempat, kelima dan seterusnya. Menjelang sore, nyaris seluruh penduduk kota Madinah, kota yang sudah lama ditinggalkannya, tahu tentang mimpinya itu. Maka bersepakat penduduk Madinah, meminta Bilal ra. untuk adzan di masjid Rasulullah saat waktu shalat maghrib tiba.
Tak kuasa Bilal menolak keinginan sahabat-sahabatnya. Senja merah, angin sepoi dan langit bersih dari mega. Bilal mengumandangkan adzan. Penduduk Madinah tercekam kerinduan. Rasa dalam dada membuncah, detik-detik bersama Rasulullah, manusia tercinta terbayang kembali di pelupuk mata. Akhirnya, penduduk Madinah pun menitikkan air mata rindunya. Dan Bilal ra, tentu saja ia diharu biru rindu pada kekasihnya, nabi akhir zaman itu.

Hamba-hamba Allah yang dido’akan oleh Seluruh Malaikat

  1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci”.
    (Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)
  2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat. Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’” (Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Muslim no. 469)
  3. Orang – orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah. Rasulullah SAW bersabda,“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang – orang) yang berada pada shaf – shaf terdepan” (Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra’ bin ‘Azib ra., hadits ini dishahihkan Read more…

Sya’ir sya’ir berkumandang menyambut kelahiran/ Maulid Rasulullah saw

Ketika bulan Maulid telah tiba. Seluruh dunia menyambutnya dengan gegap gempita. Ada yang menggelar pengajian, ada yang menyelenggarakan selamatan dan tumpengan. Bahkan ada yang menggelar prosesi besar-besaran selama hampir sebulan, seperti tradisi Grebeg Maulud di Keraton Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, dan Kasultanan Cirebon. Semuanya sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kelahiran utusan-Nya, Muhammad SAW.
Dari berbagai tradisi merayakan kelahiran Rasulullah SAW tersebut, ada sebuah ritus yang nyaris seragam di semua tempat, yakni pembacaan kisah kelahiran sang nabi. Berbeda dengan sirah (biografi) dan tarikh (sejarah) karya sejarawan, kisah-kisah kelahiran Nabi yang dikenal dengan nama Maulid – atau dalam budaya Betawi disebut Rawi – itu berupa puisi panjang yang digubah oleh para ulama besar yang juga ahli syair.
Ada beragam jenis Maulid. Ada yang digubah dalam lirik-lirik qashidah murni yang indah, seperti Maulid Burdah, oleh Imam Muhammad Al-Bushiri, dan Maulid Syaraful Anam. Ada pula yang bercorak prosa lirik yang dipadu qashidah, seperti Maulid Read more…

Belajar dari Kecerdasan EMOSI NABI.

MENJAGA TEGUH AMANAH WALAU DIRI DIANCAM DAN TERANIYA.
Ketika MUhammad SAW menyuruh para Sahabatnya supaya berhijrah ke Yatsrib ( Madinah ) setelah penduduk negeri itu beriman dan di Bai’at, Para Kaum Kafir Quraiys berupaya dengan berbagai cara untuk mencegahnya. maka mereka kaum Kafir QUraisy mengadakan pertemuan di Darun Nadwah ( Aula Pertemuan ) untuk membicarakan masalah hijrah yang telah dimulai oleh para sahabat Muhammad SAW.
Tokoh tokoh Quraisy yang hadir dalam pertemuan di Darun Nadwah diantaranya : Abu Sufyan Shakhr bin Harb, Abu Jahl Amru bin Hisyam, Utbah bin Rabi’ah bin Abdi Syams, Umayah bin Khalaf al-Jumahi, Jubair bin Muth’im bin Adiy, Abu al-Bukhturi bin Hisyam, An-Nadhr bin al-Harits, Hakim bin Hizam, Zam’ah bin al-Aswad, Nabih dan Munabbih ( dua putra al-Hajjaj ), dan para pemimpin Quraisy lainnya, juga dihadiri oleh utusan utusan dari kabilah kabilah lainnya.
Ketika musyawarah berlangsung dalam suasana yang panas karena mempertahankan pendapat2nya, lalu terdengar suara setan dalam bentuk seorang Syaikh dari Najd dan Read more…

Pengertian Tawassul dan Istighotsah

Bismillahirrahmanirrahim, Allohumma       sholli ‘alaa sayyidinaa   Muhammadin wa’alaa   alihii   washohbihii ajma’in,   ‘amma     ba’du
 Dengan   memohon   Rahmat-Nya,     Saya   coba   mengajak kepada  semua   saudara2   ku semua yang di Rahmati Allah SWT,   untuk   mengkaji   ilmu tentang  legalitas “Tawassul / Istighatsah”   yang        sesuai dengan ajaran syariat Islam agar kita tidak terjerumus dalam penentuan obyek Tawassul/Istighatsah secara ‘liar’ sehingga menyebabkan kita terjerumus ke dalam jurang bid’ah dan kesesatan, seperti yang dapat kita temukan dalam masyarakat kejawen di Indonesia. Ataupun terjerumus ke dalam jurang ke-jumud-an dalam menentukan obyek Tawassul / Istighatsah, sebagaimana yang dilakukan oleh kelompok sekte Wahabisme, imbas dari kerancuan metodologi memahami teks. Baik kelompok ‘Kejawen’ maupun ‘Wahabi’ keduanya telah terjerumus ke dalam jurang ekstrimitas (ekstrim kiri dan ekstrim kanan) yang mengakibatkan kerancuan dalam bersikap berkaitan dengan konsep Tawassul/Istighatsah. Tentu kedua bentuk ekstrimitas tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Islam.
Hakekat “Tawassul” merupakan hal yang telah menjadikan kejelasan dalam Islam. Al-Quran sebagai sumber utama agama Islam dalam sebuah ayatnya menyatakan: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan (wasilah) yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan” (QS Al-Maidah: 35). Dalam ayat tadi Allah SWT menjelaskan bahwa ketakwaan dan jihad merupakan sarana Read more…

Misteri angka 9 dalam hidup Gusdur

Angka sembilan adalah angka kesempurnaan bagi semua kelompok dan kalangan. Tak terkecuali di lingkungan warga nahdliyin. Angka sembilan juga menjadi misteri yang melingkupi kehidupan Gus Dur semasa hidup sampai akhir hayatnya.
Seperti dijelaskan oleh keluarga, Gus Dur meninggal pukul 18.45 WIB. Angka ini dijumlah dengan hitungan apapun ketemu angka 9. 1 plus 8 adalah 9, demikian juga dengan penjumlahan 4 dan 5 menjadi 9.
Gus Dur wafat dalam usia 69 tahun. Ini adalah sepasang angka yang berbentuk simetris dan menunjukan angka 9. Jika dibalik angkanya tetap 69. Tahun wafat pun 2009, tahun kesembilan di abad ke 21 ini.
Nah, rupanya angka 9 selalu mewarnai hidupnya sejak muda, belajar berpolitik, dan akhirnyaRead more…
Categories:SejarahTag:

Misteri kematian para saintis Dunia bag 1

Seorang tokoh sepuh dalam pergerakan Islam dan mendapat berbagai “warisan” yang tidak ternilai harganya. Beliau membeberkan Salah satu warisan itu yaitu berupa “Program Delete” atau Program Penghapusan yang dilakukan konspiran globalis terhadap siapa pun yang dikehendaki mereka.
“Mereka, musuh-musuh Islam itu, telah lama membuat satu daftar siapa saja orang yang dianggap musuh besar, musuh yang bisa dirangkul atau dimanfaatkan (ditunggangi), dan musuh yang tidak perlu ditakutkan. Kriteria musuh yang tidak perlu ditakutkan adalah siapa pun yang menentang kerja mereka namun musuh-musuh itu tidak mempunyai kemampuan apa-apa selain mengutarakan penentangannya. Mereka bisanya hanya ikut demo misalnya, Read more…
Categories:IslamTak BerkategoriUmum

Benarkah Umar Bin Khattab termasuk Sahabat yang paling kaya???

Selama ini, kita hanya mengetahui bahwa hanya ada dua sahabat Rasul yang benar-benar sangat kaya, yaitu Abdurrahman bin Auf dan Ustman bin Affan. Namun sebenarnya, sejarah juga sedikit banyak seperti “mengabaikan” kekayaan yang dipunyai oleh sahabat-sahabat yang lain.
Ingat perkataan Umar bin Khattab bahwa ia tak pernah bisa mengalahkan amal sholeh Abu Bakar? Itu artinya, siapapun tak bisa menandingi jumlah sedekah dan infaqnya Abu Bakar As-Shiddiq.
Lantas, bagaimana dengan kekayaan Umar bin Khattab sendiri? Khalifah setelah Abu Bakar itu dikenal sangat sederhana. Tidur siangnya beralaskan tikar dan batu bata di bawah pohon kurma, dan ia hampir tak pernah makan kenyang, menjaga perasaan rakyatnya. Padahal, Umar adalah seorang yang juga sangat kaya.
Ketika wafat, Umar bin Khattab meninggalkan ladang pertanian sebanyak 70.000 Read more…
Categories:Sejarah

Keberhasilan Umar bin Khattab memperluas Agama samawi

Umar bin Khattab, salah seorang sahabat Nabi Muhammad yang juga menjadi khalifah kedua (634-644) dari empat Khalifah Ar-Rasyidin, adalah seorang sahabat Rasul yang utama. Namanya harum dan melampui lebih dari separuh zamannya sendiri, bahkan sampai kini. Siapakah Umar bin Khattab?
Ia memiliki nama lengkap Umar bin Khattab bin Nafiel bin abdul Uzza, terlahir di Mekkah, dari Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy. Orangtuanya bernama Khaththab bin Nufail Al Mahzumi Al Quraisyi dan Hantamah binti Hasyim.
Keluarga Umar tergolong keluarga kelas menengah, ia bisa membaca dan menulis. Pada masa membaca dan menulis merupakan sesuatu yang jarang. Umar juga dikenal karena fisiknya yang kuat dimana ia menjadi juara gulat di Mekkah.
Sebelum Islam, sebagaimana tradisi kaum jahiliyah mekkah saat itu, Umar mengubur putrinya hidup-hidup. Sebagaimana yang ia katakan sendiri, “Aku menangis ketika menggali kubur untuk putriku. Dia maju dan kemudian menyisir janggutku”.
Mabuk-mabukan juga merupakan hal yang umum dilakukan Umar. Sebelum memeluk Islam, Umar suka meminum anggur. Setelah menjadi muslim, ia tidak menyentuh khamer sama sekali. Sehingga ada kisah, Pada malam hari, UmarRead more…

Menuju Pembersihan jiwa dan ketenangan bathin

Bismillahirahmaanirrahim, Alhamdulillah, Alloohumma sholli ‘alaa sayyidinaa Muhammad  wa’alaa alihii washohbihii ajma’in.
Masuklah kamu kedalam Islam secara menyeluruh dan sempurna.
“Agama ini kokoh dan kuat. Masukilah dengan lunak, dan jangan sampai timbul kejenuhan dalam beribadah kepada Rabbmu.” (Al-Baihaqi)
Maha Suci Allah yang mempergilirkan siang dan malam. Kehidupan pun menjadi dinamis, seimbang, dan berkesinambungan. Ada hamba-hamba Allah yang menghidupkan siang dan malamnya untuk senantiasa dekat dengan Yang Maha Rahman dan Rahim. Tapi, tidak sedikit yang akhirnya menjauh, dan terus menjauh
Seperti halnya tanaman, ruhani butuh siraman
Sekuat apa pun sebatang pohon, tidak akan pernah bisa lepas dari ketergantungan dengan air. Siraman air menjadi energi baru buat pohon. Dari energi itulah pohon mengokohkan pijakan Read more…

Kasih ibu sepanjang hayat, kasih anak sepanjang…….!!!

Cerita ini sebelumnya pernah saya muat di FaceBook, Alhamdulillah, diluar dugaan cerita ini mendapatkan komentar yang sangat luar biasa dari sahabat2 Facebooker, karena dikemas dalam cerita yang sangat sederhana namun syarat makna. menggambarkan besarnya pengorbanan seorang Ibu yang sering tidak disadari oleh seorang anak bahkan sampai telah tiadanyapun keberadaanya sering hilang dari ingatan kita. kenapa begitu?, karena kita hanya bisa menikmati semua fasilitas yang telah diberikannya tanpa melihat peluh keringat yang dikeluarkannya begitu penuh airmata yang tertahan. Semoga Cerita ini bisa menambah bakti dan cinta kita terhadap kehadiran Orangtua disamping kita. Selamat menikmati.
Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat Read more…

Sikap para Ulama memandang Perbedaan dalam suatu hukum Fiqh

Para ulama menyatakan agar masalah khilafiyah disikapi dengan bijak, dan tidak diperlakukan sebagai hal yang harus diingkari,sehingga perpecahan bisa dihindari
HidayatuDar Ifta’ Al Mishriyahllah.com-Di kalangan awam, seringkali masalah khilaf fiqih menjadi pemicu pembid’ahan atau hajr (pemutusan hubungan). Bahkan tak jarang, mereka menilai permasalahan khilaf (masalah yang diperselisihkan hukumnya oleh para ulama mu’tabar) sebagai masalah kemungkaran, yang harus ditentang dengan keras, sebagaimana menghadapi masalah-masalah yang telah disepakati keharamanya oleh para ulama.

Dengan sikap demikian, tak jarang timbul perpecahan dan sikap saling membenci antara pengikut madzhab-madzhab fiqih yang ada, hingga terjadilah bentrok fisik antar mereka.
Tentu, hal inilah yang tidak diinginkan para ulama, hingga mereka memberi nasehat kepada umat, bagaimana seharusnya menyikapi khilaf fiqih. Berikut adalah petikan perkataan beberapa ulama mengenai penilaian mereka tentang perbedaan masalah fiqih.
Al Hafidz Imam As Suyuthi (911H),”Telah terjadi khilaf masalah furu’ sejak zaman sahabat-radhiyallahum wa ardhahum-, dan mereka adalah sebaik-baik umat, begitu pula dengan para imam tabi’in setelah mereka beserta para ulama, salah seoarang dari mereka Read more…

Kiai Nuril: Dai harus Mampu Jelaskan Pluralisme

Para juru dakwah agama (dai dan daiyah) harus mampu menjelaskan kepada masyarakat mengenai arti atau makna pluralisme yang sebenarnya. para dai harus mampu menerangkan bahwa Islam mengakui dan menghargai adanya pluralitas (kemajemuk) dari sisi sosiologis. Yakni kemajemukan dan perbedaan sosial, baik mengenai asal-usul, tingkat ekonomi dan perbedaan kebudayaan. Demikian dinyatakan Ketua Pengurus Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (PP LDNU) KH A.N. Nurul Huda dihadapan para peserta Halaqoh Dakwah LDNU VI di Jakarta, Sabtu (23/1). Menurut Kiai Nuril, para dai berkewajiban menjelaskan kepada masyarakat agar tidak terjadi salah pengertian mengenai pluralisme. “Bahwa pluralisme bukan berarti kita menghargai orang-orang yang pemikirannya melecehkan agama. Jangan sampai terjadi salah paham, orang melecehkan agama dengan alasan pluralisme. Bagaimana pun kita tidak bisa mentolelir pelecehan dan penodaan agama,” tutur Kiai Nuril. Lebih lanjut Kiai Nuril menjelaskan, makna pluralisme sering disalahartikan sebagai pengakuan terhadap segala pemelencengan norma dan tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai agama. Bahkan tidak jarang pluralisme digunakan sebagai kedok untuk melanggar ketentuan-ketentuan disepakati negara. “Misalnya, akhir-akhir ini, ada orang-orang yang dengan dalih pluralisme kemudian berbuat semaunya, atau tidak mau melaksanakan ketentuan-ketentuan dan ekwajiban-kewajiban agama. Ini kan namanya pemahaman yang salah tentang pluralisme,” tandas Kiai Nuril. Karenanya, Kiai uril berharap, para dai dapat memberikan pemahaman yang benar kepada amsyarakat agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan keutuhan dan keragaman budaya bangsa, tanpa melanggar norma-norma susila dan agama. (NUOL)
Sumber : Pesantren Buntet

Ramuan pak tua dan telaga

Kisah di bawah ini adalah obat bagi orang orang yang selalu mendapat masalah dan putus asa, semoga setelah membacanya, anda kembali dapat menyongsong kehidupan dengan penuh semangat, dan memahami dengan hati lapang, karena  semua yang terjadi adalah telah di tetapkan jauh sebelum anda diciptakanNya. dan sesekali Allah tidak membebani hambanya diluar batas kemampuanya.
Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, ia didatangi seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan wajahnya kusam. Keadaan tubuhnya tak karuan. Ia seperti sedang menghadapi sebuah masalah yang sangat menyusahkan hatinya. Begitu bertemu dengan si orang tua yang bijak, ia segera menceritakan semua permasalahan yang ia hadapi.
Pak Tua yang bijak hanya mendengarkannya dengan seksama. Begitu tamunya selesai bertutur, ia lalu mengambil segenggam ramuan semacam obat dan memintanya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan. “Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya,” ujar Pak Tua itu.
“Pahit…., pahit sekali,” jawab anak muda itu sambil meludah ke samping.
Pak Tua tersenyum. Lalu ia mengajak tamunya berjalan-jalan di hutan sekitar rumahnya. Kedua orang itu berjalan di hutan sekitar rumahnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan. Setelah melakukan perjalanan cukup lama, akhirnya mereka tiba di tepi sebuah telaga yang tenang. Pak Tua itu kembali menaburkan segenggam ramuan tersebut ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, ia mengaduk air telaga sehingga sebagian airnya terciprat membasahi wajah anak muda itu.
“Sekarang, coba ambil air dari telaga ini dan minumlah!” ujar Pak Tua kemudian.
Anak muda itu menuruti apa yang diminta Pak Tua. Ia segera meminum beberapa teguk air telaga. Begitu tamunya selesai mereguk air, Pak Tua berkata lagi, “Bagaimana rasanya?”
“Segar!” sahut anak muda itu. “Apakah engkau bisa merasakan ramuan yang aku taburkan di dalam air itu?” tanya Pak Tua lagi. “Tidak,” jawab si anak muda. Dengan bijak, Pak Tua menepuk-nepuk punggung si anak muda. Lalu ia mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu.
“Anak muda, dengarkanlah ucapanku. Pahitnya kehidupan yang engkau rasakan seperti segenggam garam. Jumlah dan rasa pahit itu sama, dan memang akan tetap sama. Tapi, kepahitan yang kita rasakan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu tergantung dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi ketika engkau merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa engkau lakukan untuk mengatasinya. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskan hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.”
Pak Tua itu kembali menambahkan nasihatnya, “Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Qalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan dan mengubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan. “
Keduanya beranjak meninggalkan tepian telaga. Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan Pak Tua, si orang bijak itu, kembali menyimpan segenggam ramuannya  untuk anak muda yang lain, yang sering datang padanya untuk meminta nasihat.

Kalian adalah seburuk buruk Hamba

Abdul Wahid bin Zaid berkata, “Ketika itu kami naik perahu, angin kencang berhembus menerpa perahu kami, sehingga kami terdampar di suatu pulau. Kami turun ke pulau itu dan mendapati seorang laki-laki sedang menyembah patung.”
Kami berkata kepadanya, “Di antara kami, para penumpang perahu ini tidak ada yang melakukan seperti yang kamu perbuat.”Dia bertanya, “Kalau demikian, apa yang kalian sembah?”Kami menjawab, “Kami menyembah Allah.”Dia bertanya, “Siapakah Allah?”Kami menjawab, “Zat yang memiliki istana di langit dan kekuasaan di muka bumi.”Dia bertanya, “Bagaimana kamu bisa mengetahuinya?”Kami jawab, “Zat tersebut mengutus seorang rasul kepada kami dengan membawa mukjizat yang jelas, maka rasul itulah yang menerangkan kepada kami mengenai hal itu.”Dia bertanya, “Apa yang dilakukan oleh rasul kalian?”Kami menjawab, “Ketika beliau telah tuntas menyampaikan risalah-Nya, Allah subhanahu wa ta’ala mencabut rohnya, kini utusan itu telah meninggal.”Dia bertanya, “Apakah dia tidak meninggalkan sesuatu tanda kepada kalian?”Kami menjawab, “Dia meninggalkan kitabullah untuk kami.”Dia berkata, “Coba kalian perlihatkan kitab suci itu kepadaku!”
Kemudian, kami memberikan mushaf kepadanya.Dia berkata, “Alangkah bagusnya bacaan yang terdapat di dalam mushaf itu.”Lalu, kami membacakan beberapa ayat untuknya. Tiba-tiba Read more…

Memurnikan kembali Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia yang banyak disebarkan kaum Orientalis barat

Kita semua mengetahui bahwa penulisan tentang sejarah Islam di Indonesia selama ini masih di dominasi oleh versi sarjana-sarjana barat yang dalam penilaian kita masih banyak terdapat kekeliruan, baik sengaja ataupun tidak sengaja. Ini merupakan tanggung jawab kita bersama dan semestinya para ulama serta intelektual Islam Indonesia harus memiliki senses yang bisa merespon dan memperbaiki berbagai kekeliruan tersebut. Apabila kita tidak segera mengoreksinya maka kita akan mewariskan sesuatu yang salah kepada generasi kita. Explisitnya apabila dari sekarang kita tidak mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut maka jangan heran kalau generasi kita yang akan datang tidak mengetahui dan bahkan merasa asing terhadap sejarah Islam Indonesia.
Di antara kekeliruan-kekeliruan dari penulisan sejarah Islam versi barat kita catat misalnya Islam dibawa dan disebarkan di Indonesia dengan pedang dan darah bahkan selalu dihembus-hembuskan agama Islam itu adalah agama import yaitu agama orang Arab. Dan juga sering dituduhkan oleh sebagian pihak yang tidak senang terhadap Islam bahwa kedatangan Islam di Indoneisa menjadi penghambat kemajuan bangsa dan negara. Dan masih banyak lagi gambaran atau penilaian negatif lainnya yang ditujukan kepada Islam oleh pihak-pihak tertentu.
Kita merasa sangat bersyukur bahwa 4 dekade terakhir ini telah tumbuh kesadaran dari para sarjana dan intelektual muslim Indonesia dengan melakukan berbagai penelitian dan penulisan kembali sejarah-sejarah di Indonesia. Tokoh-tokoh Islam bermunculan walaupun belum banyak meneruskan usaha penulisan sejarah Islam yang telah dirintis oleh tokoh-tokoh sebelumnya seperti H. Agus Salim, H. Abubakar Aceh, Prof. DR. Hamka dan lain-lain.
Sementara itu ada satu kesan bahwa Islam di Indonesia terisolir dari penulisan Dunia Islam itu sendiri. Literatur Islam Indonesia sangat terbatas dan masih sedikit para sarjana yang meneliti Islam di Indonesia.
Seminar masuknya Islam ke Indonesia di Medan tahun 1963 merupakan langkah awal upaya kita menggali dan menemukan kembali fakta sejarah masuknya Islam di Indonesia yang menjembatani isolasi. Hasil seminar tersebut merupakan koreksi total terhadap kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh penulis-penulis sebelumnya, khususnya pada versi orientasi-orientasi barat.
Kesimpulan yang dapat diambil tentang mempelajari sejarah dan berkembangnya Islam di Indonesia diantaranya seperti yang telah disimpulkan pada seminar di Medan pada tahun 1963. Beberapa hal yang terpenting adalahPertama, agama Islam telah berangsur-angsur datang ke Indonesia sejak abad pertama Hijriah atau sekitar abad ke 7 dan 8 Masehi dan langsung dari Arab.
Rumusan tersebut merupakan koreksi total terhadap versi sejarah yang ditulis oleh orang-orang Barat yang mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke 13 Masehi melalui Persia dan India. Tetapi seperti apa yang dikatakan oleh Buya Hamka pada seminar di Medan tahun 1963 intinya, bahwa saudagar-saudagar Arablah yang telah membawa Islam masuk ke Indonesia sekalipun mereka itu dari Gujarat, Malabar atau Persia akan tetapi asal mereka tetap dari Arab.
Kedua, penyiaran agama Islam di Indonesia adalah dengan cara damai bukan dengan pedang dan kekuasaan.
Dalam sejarah penyebaran Islam, sejak kurun Rasulullah, periode Khulafaur Rasyidin dan periode-periode selanjutnya memang terjadi perang dalam sejarah Islam. Tetapi hal itu adalah sebagai ekses belaka dan bersifat membela diri. Peta penyebaran dan kekuasaan Islam di belahan bumi dunia membuktikan bahwa Islam memasuki suatu wilayah dengan damai dan penuh toleransi.
Ahli sejarah kenamaan Inggris Thomas W. Arnold dalam bukunya “The Preaching of Islam” menuliskan “Bukanlah pada kekejaman orang-orang kasar dan keganasan orang-orang fanatik kita mencari bukti semangat dakwah Islam, apalagi sampai mengexploitir tokoh-tokoh dongengan, pejuang Islam dengan pedang ditangan kanan dan Qur’an di tangan kiri, akan tetapi bukti itu hendaklah dicari pada usaha-usaha yang tenang dan tidak mengenal kekerasan terutama pada para juru dakwah dan pedagang-pedagang yang membawa agamanya ke seluruh penjuru dunia ini. Cara-cara dakwah dengan persuasi dan lemah lembut tidak hanya dijalankan pada saat-saat dimana suasana politik tidak memungkinkan kekerasan seperti ditafsirkan oleh sebagian orang…”.
Dalam sejarah tanah air kita yang dipelajari di sekolah-sekolah masih saja disebutkan bahwa kerajaan Majapahit runtuh karena serangan Islam. Bahkan jarang sekali dijelaskan keruntuhan Majapahit tersebut terutama disebabkan dari perebutan kekuasaan pada tubuh kerajaan itu sendiri.
Ketiga, kedatangan Islam di Indonesia membawa kecerdasan dan peradaban yang tinggi dalam membentuk kepribadian Indonesia. Barangkali kalau bukan karena pengaruh dakwah atau ajaran Islam sampai sekarang sebagian besar penduduk Indonesia masih menjadi penganut berbagai kepercayaan seperti Animisme, penyembah batu dan berhala.
Pada umumnya para intelektual dan ahli sejarah Indonesia telah dapat menerima hasil-hasil yang diperoleh pada seminar-seminar tentang penelitian sejarah kedatangan Islam di Indonesia yang telah diselenggarakan di Medan pada tahun 1963 dan di Aceh pada tahun 1978. Hal ini dapat kita liat dari berbagai pembahasan dan tulisan serta monografi mereka.
Usaha penulisan sejarah Islam Indonesia yang dapat dipertanggung jawabkan dan yang bebas dari konsepsi orientasi yang kurang objektif dewasa ini dirasakan semakin mendesak. Sebab selain adanya versi orientasi yang tidak objektif maka masih banyak pula versi yang berisi dongeng-dongeng legenda tentang penyiaran agama Islam dan tokoh-tokohnya terdahulu.
Kita melihat riwayat Walisongo dalam berbagai macam versi dari sendi yang satu sama lain adalah contoh yang faktual. Koreksi yang dilakukan oleh Buya Hamka melalui bukunya “Antara Khayal dan Fakta” harus diikuti oleh para ahli sejarah lainnya. Sehingga kita mampu memperoleh nilai-nilai kebenaran sejarah kita. Dan yang sangat terpenting adanya semacam usaha terencana bagi program penulisan itu dengan jalan menumbuhkan kegairahan menulis dan mendorong para ahli sejarah agar melakukan penulisan sejarah Islam Indonesia.
Sudah waktunya untuk meneliti kembali sejauh manakah pengaruh seluruh kesultanan Islam di Indonesia yang pernah lahir di seluruh pelosok Nusantara – dari Sabang sampai Merauke – dalam menentukan perjalanan sejarah dan kehidupan bangsa Indonesia. Kita semestinya bersyukur sebagai bangsa Indonesia yang mempunyai sejarah masa lampau yang gemilang dan kita menciptakan sejarah gemilang bagi bangsa kita masa depan. Dan dengan mempelajari sejarah kita akan mengetahui betapa suka-dukanya pelopor-pelopor Islam dalam menyebarkan Islam di belahan bumi Allah ini.
Sumber : Kopralcepot

Inilah fakta Bulan pernah terbelah sebagai mukjizat Rasulullah SAW

Bulan pernah terbelah di zaman Nabi Muhammad s.a.w. Tidak percaya? Lihat foto dibawah ini dan ikuti perdebatannya. Yang mengagumkan, ilmu pengetahuan modern sekarang membenarkannya berdasarkan temuan/foto-foto astronomi modern.
perhatikan garis besar dlm gambar bulan diatas,
BISMILLAHIRRAhMAANIRRAhIMM.
SUBHANALLAH…………..
MAHA BESAR ALLAH SWT ATAS SEMUA CIPTAANNYA
MISTERI TERBELAHNYA BULAN
Allah SWT berfirman: “Sungguh telah dekat hari qiamat, dan bulan pun telah terbelah (Q.S. Al-Qamar: 1)”
Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya, apakah ayat dari surat Al-Qamar di atas memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah ? Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut :
Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Sejak beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan di Univ. Cardif, Inggris bagian barat, dan para peserta yang hadir Read more…

Malaysia Luncurkan Mesin Wudhu Otomatis

Berwudhu di tempat wudhu biasa dengan menggunakan air yang mengalir melalui keranterkadang boros air. Untuk itu Malaysia luncurkan mesin wudhu otomatis.
Adalah perusahaan Malaysia, AACE Technologies yang meluncurkan mesin wudhu itu di Kuala Lumpur, Malaysia seperti dilansir dari Reuters, Senin (1/2/2010).
Mesin wudhu otomatis ini membantu untuk berhemat air. Diluncurkan dengan sensor otomatis, mesin wudhu ini dibanderol seharga US$ 3 ribu – US$ 4 ribu (Rp 28Read more…
Categories:IptekTag:

Taubatnya Sang Rentenir setelah melihat daging yang dimasak menjadi darah hitam

Kisah ini terjadi sekitar tahun 1300 hijiriyah, Diceritakan bahwa Habib adalah seorang yang kaya raya dan suka membungakan uang. la tinggal di kota Bashrah, dan setiap hari berkeliling kota untuk menagih piutang-piutangnya. Jika tidak memperoleh angsuran dari langganannya maka ia akan menuntut uang ganti rugi dengan dalih alas sepatunya yang menjadi aus di perjalanan. Dengan cara seperti inilah Habib menutupi biaya hidupnya sehari-hari. ( Istilah sayamah mampang mempeng / aji mumpung yeuh )
Pada suatu hari Habib pergi ke rumah seorang yang berhutang kepadanya. Namun yang hendak ditemuinya sedang tak ada di rumah. Maka Habib meminta ganti rugi kepada isteri orang tersebut.
“Suamiku tak ada di rumah”, isteri orang yang berhutang itu berkata kepadanya, “akuRead more…

Burung gagak yang mati husnul khatimah karena pemiliknya yang Taqwa

Cerita ini saya dapat dari Kang Moeflich. yang menurut saya sangat syarat akan hikmah. semoga kita dapat mengambil pelajaran hidup dari kisah ini. Amin
Ini kisah sahabat saya yang kesadaran agamanya luar biasa. Saya menjadikannya sebagai guru. Marilah simak kisahnya untuk jadi renungan bagi kita semua, alangkah indahnya bila Allah menganugrahkan kita kemampuan untuk bisa mencontohnya. Sahabat ini sebutlah namanya Ahmad.
Suatu sore menjelang maghrib, di depan Masjid Agung Ujungberung, Bandung, Ahmad bertemu seorang bapak yang membawa seekor burung gagak hitam. Burung itu dibawa-bawa kesana kemari. Melihatnya seperti tak menentu, Read more…

Penetapan hukkum dan Pendapat Ulama2 terdahulu mengenai peringatan maulid Nabi SAW

ketika kita membaca Judul diatas maka didalam hati kita sudah tersirat bahwa kalimat ini akan langsung membuat alergi bagi sebagian kelompok muslimin, saya akan meringkas penjelasannya secara Aqlan wa syar’an, (logika dan syariah).
Sifat manusia cenderung merayakan sesuatu yg membuat mereka gembira, apakah keberhasilan, kemenangan, kekayaan atau lainnya, mereka merayakannya dengan pesta, mabuk mabukan, berjoget bersama, wayang, lenong atau bentuk pelampiasan kegembiraan lainnya, demikian adat istiadat diseluruh dunia.
Sampai disini saya jelaskan dulu bagaimana kegembiraan atas kelahiran Rasul saw.
Allah merayakan hari kelahiran para Nabi Nya
Firman Allah : (Isa berkata dari dalam perut ibunya) Salam sejahtera atasku, di hari kelahiranku, dan hari aku wafat, dan hari aku dibangkitkan. (QS Maryam 33)
Firman Allah : Salam Sejahtera dari kami (untuk Yahya as) dihari kelahirannya, dan hari wafatnya dan hari ia dibangkitkan. (QS Maryam 15)
Rasul saw lahir dengan keadaan sudah dikhitan (Almustadrak ala shahihain hadits no.4177)
Berkata Utsman bin Abil Ash Asstaqafiy dari ibunya yg menjadi pembantunya Aminah ra bunda Nabi saw, ketika Bunda Nabi saw mulai saat saat melahirkan, ia (ibu utsman) melihat bintang bintang mendekat hingga ia takut berjatuhan diatas kepalanya, lalu ia melihat cahaya terang benderang keluar dari Bunda Nabi saw hingga membuat terang benderangnya kamar dan rumah (Fathul Bari Almasyhur juz 6 hal 583)
Ketika Rasul saw lahir kemuka bumi beliau langsung bersujud (Sirah Ibn Hisyam)
Riwayat shahih oleh Ibn Hibban dan Hakim bahwa Ibunda Nabi saw saat melahirkan Nabi saw melihat cahaya yg terang benderang hingga pandangannya menembus dan melihat Istana Istana Romawi (Fathul Bari Almasyhur juz 6 hal 583)
Malam kelahiran Rasul saw itu runtuh singgasana Kaisar Kisra, dan runtuh pula 14 buah jendela besar di Istana Kisra, dan Padamnya Api di Kekaisaran Persia yg 1000 tahun tak pernah padam. (Fathul Bari Almasyhur juz 6 hal 583)
Kenapa kejadian kejadian ini dimunculkan oleh Allah swt?, kejadian kejadian besar ini muncul menandakan kelahiran Nabi saw, dan Allah swt telah merayakan kelahiran Muhammad Rasulullah saw di Alam ini, sebagaimana Dia swt telah pula membuat salam sejahtera pada kelahiran Nabi nabi sebelumnya.
Rasulullah saw memuliakan hari kelahiran beliau saw
Ketika beliau saw ditanya mengenai puasa di hari senin, beliau saw menjawab : “Itu adalah hari kelahiranku, dan hari aku dibangkitkan (Shahih Muslim hadits no.1162). dari hadits ini sebagian saudara2 kita mengatakan boleh merayakan maulid Nabi saw asal dg puasa.
Rasul saw jelas jelas memberi pemahaman bahwa hari senin itu berbeda dihadapan beliau saw daripada hari lainnya, dan hari senin itu adalah hari kelahiran beliau saw. Karena beliau saw tak menjawab misalnya : puasa hari senin itu mulia dan boleh boleh saja.., namun beliau bersabda : itu adalah hari kelahiranku, menunjukkan bagi beliau saw hari kelahiran beliau saw ada nilai tambah dari hari hari lainnya, contoh mudah misalnya zeyd bertanya pada amir : bagaimana kalau kita berangkat umroh pada 1 Januari?, maka amir menjawab : oh itu hari kelahiran saya. Nah.. bukankah jelas jelas bahwa zeyd memahami bahwa 1 januari adalah hari yg berbeda dari hari hari lainnya bagi amir?, dan amir menyatakan dengan jelas bahwa 1 januari itu adalah hari kelahirannya, dan berarti amir ini termasuk orang yg perhatian pada hari kelahirannya, kalau amir tak acuh dg hari kelahirannya maka pastilah ia tak perlu menyebut nyebut bahwa 1 januari adalah hari kelahirannya,
dan Nabi saw tak memerintahkan puasa hari senin untuk merayakan kelahirannya, pertanyaan sahabat ini berbeda maksud dengan jawaban beliau saw yg lebih luas dari sekedar pertanyaannya, sebagaimana contoh diatas, Amir tak mmerintahkan umroh pada 1 januari karena itu adalah hari kelahirannya, maka mereka yg berpendapat bahwa boleh merayakan maulid hanya dg puasa saja maka tentunya dari dangkalnya pemahaman terhadap ilmu bahasa.
Orang itu bertanya tentang puasa senin, maksudnya boleh atau tidak?, Rasul saw menjawab : hari itu hari kelahiranku, menunjukkan hari kelahiran beliau saw ada nilai tambah pada pribadi beliau saw, sekaligus diperbolehkannya puasa dihari itu.
Maka jelaslah sudah bahwa Nabi saw termasuk yg perhatian pada hari kelahiran beliau saw, karena memang merupakan bermulanya sejarah bangkitnya islam.
Sahabat memuliakan hari kelahiran Nabi saw
Berkata Abbas bin Abdulmuttalib ra : Izinkan aku memujimu wahai Rasulullah.., maka Rasul saw menjawab: silahkan..,maka Allah akan membuat bibirmu terjaga, maka Abbas ra memuji dg syair yg panjang, diantaranya : dan engkau (wahai nabi saw) saat hari kelahiranmu maka terbitlah cahaya dibumi hingga terang benderang, dan langit bercahaya dengan cahayamu, dan kami kini dalam naungan cahaya itu dan dalam tuntunan kemuliaan (Al Quran ) kami terus mendalaminya(Mustadrak ala shahihain hadits no.5417)
Kasih sayang Allah atas kafir yg gembira atas kelahiran Nabi saw
Diriwayatkan bahwa Abbas bin Abdulmuttalib melihat Abu Lahab dalam mimpinya, dan Abbas bertanya padanya : bagaimana keadaanmu?, abu lahab menjawab : di neraka, Cuma diringankan siksaku setiap senin karena aku membebaskan budakku Tsuwaibah karena gembiraku atas kelahiran Rasul saw (Shahih Bukhari hadits no.4813, Sunan Imam Baihaqi Alkubra hadits no.13701, syibul iman no.281, fathul baari Almasyhur juz 11 hal 431). Walaupun kafir terjahat ini dibantai di alam barzakh, namun tentunya Allah berhak menambah siksanya atau menguranginya menurut kehendak Allah swt, maka Allah menguranginya setiap hari senin karena telah gembira dg kelahiran Rasul saw dengan membebaskan budaknya.
Walaupun mimpi tak dapat dijadikan hujjah untuk memecahkan hukum syariah, namun mimpi dapat dijadikan hujjah sebagai manakib, sejarah dan lainnya, misalnya mimpi orang kafir atas kebangkitan Nabi saw, maka tentunya hal itu dijadikan hujjah atas kebangkitan Nabi saw maka Imam imam diatas yg meriwayatkan hal itu tentunya menjadi hujjah bagi kita bahwa hal itu benar adanya, karena diakui oleh imam imam dan mereka tak mengingkarinya.
Rasulullah saw memperbolehkan Syair pujian di masjid
Hassan bin Tsabit ra membaca syair di Masjid Nabawiy yg lalu ditegur oleh Umar ra, lalu Hassan berkata : aku sudah baca syair nasyidah disini dihadapan orang yg lebih mulia dari engkau wahai Umar (yaitu Nabi saw), lalu Hassan berpaling pada Abu Hurairah ra dan berkata : bukankah kau dengar Rasul saw menjawab syairku dg doa : wahai Allah bantulah ia dengan ruhulqudus?, maka Abu Hurairah ra berkata : betul (shahih Bukhari hadits no.3040, Shahih Muslim hadits no.2485)
Ini menunjukkan bahwa pembacaan Syair di masjid tidak semuanya haram, sebagaimana beberapa hadits shahih yg menjelaskan larangan syair di masjid, namun jelaslah bahwa yg dilarang adalah syair syair yg membawa pada Ghaflah, pada keduniawian, namun syair syair yg memuji Allah dan Rasul Nya maka hal itu diperbolehkan oleh Rasul saw bahkan dipuji dan didoakan oleh beliau saw sebagaimana riwayat diatas, dan masih banyak riwayat lain sebagaimana dijelaskan bahwa Rasul saw mendirikan mimbar khusus untuk hassan bin tsabit di masjid agar ia berdiri untuk melantunkan syair syairnya (Mustadrak ala shahihain hadits no.6058, sunan Attirmidzi hadits no.2846) oleh Aisyah ra bahwa ketika ada beberapa sahabat yg mengecam Hassan bin Tsabit ra maka Aisyah ra berkata : Jangan kalian caci hassan, sungguh ia itu selalu membanggakan Rasulullah saw(Musnad Abu Ya’la Juz 8 hal 337).
Pendapat Para Imam dan Muhaddits atas perayaan Maulid
sebelumnya perlu saya jelaskan bahwa yg dimaksud Al Hafidh adalah mereka yg telah hafal lebih dari 100.000 hadits dengan sanad dan hukum matannya, dan yg disebut Hujjatul Islam adalah yg telah hafal 300.000 hadits dengan sanad dan hukum matannya.
1. Berkata Imam Al Hafidh Ibn Hajar Al Asqalaniy rahimahullah :
Telah jelas dan kuat riwayat yg sampai padaku dari shahihain bahwa Nabi saw datang ke Madinah dan bertemu dengan Yahudi yg berpuasa hari asyura (10 Muharram), maka Rasul saw bertanya maka mereka berkata : hari ini hari ditenggelamkannya Firaun dan Allah menyelamatkan Musa, maka kami berpuasa sebagai tanda syukur pada Allah swt, maka bersabda Rasul saw : kita lebih berhak atas Musa as dari kalian, maka diambillah darinya perbuatan bersyukur atas anugerah yg diberikan pada suatu hari tertentu setiap tahunnya, dan syukur kepada Allah bisa didapatkan dg pelbagai cara, seperti sujud syukur, puasa, shadaqah, membaca Alquran, maka nikmat apalagi yg melebihi kebangkitan Nabi ini?, telah berfirman Allah swt SUNGGUH ALLAH TELAH MEMBERIKAN ANUGERAH PADA ORANG ORANG MUKMININ KETIKA DIBANGKITKANNYA RASUL DARI MEREKA (QS Al Imran 164)
2. Pendapat Imam Al Hafidh Jalaluddin Assuyuthi rahimahullah :
Telah jelas padaku bahwa telah muncul riwayat Baihaqi bahwa Rasul saw ber akikah untuk dirinya setelah beliau saw menjadi Nabi (Ahaditsulmukhtarah hadis no.1832 dg sanad shahih dan Sunan Imam Baihaqi Alkubra Juz 9 hal.300), dan telah diriwayatkan bahwa telah ber Akikah untuknya kakeknya Abdulmuttalib saat usia beliau saw 7 tahun, dan akikah tak mungkin diperbuat dua kali, maka jelaslah bahwa akikah beliau saw yg kedua atas dirinya adalah sebagai tanda syukur beliau saw kepada Allah swt yg telah membangkitkan beliau saw sebagai Rahmatan lil’aalamiin dan membawa Syariah utk ummatnya, maka sebaiknya bagi kita juga untuk menunjukkan tasyakkuran dengan Maulid beliau saw dengan mengumpulkan teman teman dan saudara saudara, menjamu dg makanan makanan dan yg serupa itu untuk mendekatkan diri kepada Allah dan kebahagiaan. bahkan Imam Assuyuthiy mengarang sebuah buku khusus mengenai perayaan maulid dengan nama : Husnulmaqshad fii amalilmaulid.
3. Pendapat Imam Al hafidh Abu Syaamah rahimahullah (Guru imam Nawawi) :
Merupakan Bid’ah hasanah yg mulia dizaman kita ini adalah perbuatan yg diperbuat setiap tahunnya di hari kelahiran Rasul saw dengan banyak bersedekah, dan kegembiraan, menjamu para fuqara, seraya menjadikan hal itu memuliakan Rasul saw dan membangkitkan rasa cinta pada beliau saw, dan bersyukur kepada Allah dg kelahiran Nabi saw.
4. Pendapat Imamul Qurra Alhafidh Syamsuddin Aljazriy rahimahullah dalam kitabnya Urif bittarif Maulidissyariif :
Telah diriwayatkan Abu Lahab diperlihatkan dalam mimpi dan ditanya apa keadaanmu?, ia menjawab : di neraka, tapi aku mendapat keringanan setiap malam senin, itu semua sebab aku membebaskan budakku Tsuwaibah demi kegembiraanku atas kelahiran Nabi (saw) dan karena Tsuwaibah menyusuinya (saw) (shahih Bukhari). maka apabila Abu Lahab Kafir yg Alquran turun mengatakannya di neraka mendapat keringanan sebab ia gembira dengan kelahiran Nabi saw, maka bagaimana dg muslim ummat Muhammad saw yg gembira atas kelahiran Nabi saw?, maka demi usiaku, sungguh balasan dari Tuhan Yang Maha Pemurah sungguh sungguh ia akan dimasukkan ke sorga kenikmatan Nya dengan sebab anugerah Nya.
5. Pendapat Imam Al Hafidh Syamsuddin bin Nashiruddin Addimasyqiy dalam kitabnya Mauridusshaadiy fii maulidil Haadiy :
Serupa dg ucapan Imamul Qurra Alhafidh Syamsuddin Aljuzri, yaitu menukil hadits Abu Lahab
6. Pendapat Imam Al Hafidh Assakhawiy dalam kitab Sirah Al Halabiyah
berkata tidak dilaksanakan maulid oleh salaf hingga abad ke tiga, tapi dilaksanakan setelahnya, dan tetap melaksanakannya umat islam di seluruh pelosok dunia dan bersedekah pd malamnya dg berbagai macam sedekah dan memperhatikan pembacaan maulid, dan berlimpah terhadap mereka keberkahan yg sangat besar.
7. Imam Al hafidh Ibn Abidin rahimahullah
dalam syarahnya maulid ibn hajar berkata : ketahuilah salah satu bid’ah hasanah adalah pelaksanaan maulid di bulan kelahiran nabi saw
8. Imam Al Hafidh Ibnul Jauzi rahimahullah
dengan karangan maulidnya yg terkenal al aruus juga beliau berkata tentang pembacaan maulid, Sesungguhnya membawa keselamatan tahun itu, dan berita gembira dg tercapai semua maksud dan keinginan bagi siapa yg membacanya serta merayakannya.
9. Imam Al Hafidh Al Qasthalaniy rahimahullah
dalam kitabnya Al Mawahibulladunniyyah juz 1 hal 148 cetakan al maktab al islami berkata: Maka Allah akan menurukan rahmat Nya kpd orang yg menjadikan hari kelahiran Nabi saw sebagai hari besar.
10. Imam Al hafidh Al Muhaddis Abulkhattab Umar bin Ali bin Muhammad yg terkenal dg Ibn Dihyah alkalbi
dg karangan maulidnya yg bernama Attanwir fi maulid basyir an nadzir
11. Imam Al Hafidh Al Muhaddits Syamsuddin Muhammad bin Abdullah Aljuzri
dg maulidnya urfu at tarif bi maulid assyarif
12. Imam al Hafidh Ibn Katsir
yg karangan kitab maulidnya dikenal dg nama : maulid ibn katsir
13. Imam Al Hafidh Al Iraqy
dg maulidnya maurid al hana fi maulid assana
14. Imam Al Hafidh Nasruddin Addimasyqiy
telah mengarang beberapa maulid : Jaami al astar fi maulid nabi al mukhtar 3 jilid, Al lafad arraiq fi maulid khair al khalaiq, Maurud asshadi fi maulid al hadi.
15. Imam assyakhawiy
dg maulidnya al fajr al ulwi fi maulid an nabawi
16. Al allamah al faqih Ali zainal Abidin As syamhudi
dg maulidnya al mawarid al haniah fi maulid khairil bariyyah
17. Al Imam Hafidz Wajihuddin Abdurrahman bin Ali bin Muhammad As syaibaniy yg terkenal dg ibn diba
dg maulidnya addibai
18. Imam ibn hajar al haitsami
dg maulidnya itmam annimah alal alam bi maulid syayidi waladu adam
19. Imam Ibrahim Baajuri
mengarang hasiah atas maulid ibn hajar dg nama tuhfa al basyar ala maulid ibn hajar
20. Al Allamah Ali Al Qari
dg maulidnya maurud arrowi fi maulid nabawi
21. Al Allamah al Muhaddits Jafar bin Hasan Al barzanji
dg maulidnya yg terkenal maulid barzanji
23. Al Imam Al Muhaddis Muhammad bin Jakfar al Kattani
dg maulid Al yaman wal isad bi maulid khair al ibad
24. Al Allamah Syeikh Yusuf bin ismail An Nabhaniy
dg maulid jawahir an nadmu al badi fi maulid as syafi
25. Imam Ibrahim Assyaibaniy
dg maulid al maulid mustofa adnaani
26. Imam Abdulghaniy Annanablisiy
dg maulid Al Alam Al Ahmadi fi maulid muhammadi
27. Syihabuddin Al Halwani
dg maulid fath al latif fi syarah maulid assyarif
28. Imam Ahmad bin Muhammad Addimyati
dg maulid Al Kaukab al azhar alal iqdu al jauhar fi maulid nadi al azhar
29. Asyeikh Ali Attanthowiy
dg maulid nur as shofa fi maulid al mustofa
30. As syeikh Muhammad Al maghribi
dg maulid at tajaliat al khifiah fi maulid khoir al bariah.
Tiada satupun para Muhadditsin dan para Imam yg menentang dan melarang hal ini, mengenai beberapa pernyataan pada Imam dan Muhadditsin yg menentang maulid sebagaimana disampaikan oleh kalangan anti maulid, maka mereka ternyata hanya menggunting dan memotong ucapan para Imam itu, dengan kelicikan yg jelas jelas meniru kelicikan para misionaris dalam menghancurkan Islam.
Berdiri saat Mahal Qiyam dalam pembacaan Maulid
Mengenai berdiri saat maulid ini, merupakan Qiyas dari kerinduan pada Rasul saw, dan menunjukkan semangat atas kedatangan sang pembawa risalah pada kehidupan kita, hal ini lumrah saja, sebagaimana penghormatan yg dianjurkan oleh Rasul saw adalah berdiri, sebagaimana diriwayatkan ketika saad bin Muadz ra datang maka Rasul saw berkata kepada kaum anshar : Berdirilah untuk tuan kalian (shahih Bukhari hadits no.2878, Shahih Muslim hadits no.1768), demikian pula berdirinya Thalhah ra untuk Kaab bin Malik ra.
Memang mengenai berdiri penghormatan ini ada ikhtilaf ulama, sebagaimana yg dijelaskan bahwa berkata Imam Alkhattabiy bahwa berdirinya bawahan untuk majikannya, juga berdirinya murid untuk kedatangan gurunya, dan berdiri untuk kedatangan Imam yg adil dan yg semacamnya merupakan hal yg baik, dan berkata Imam Bukhari bahwa yg dilarang adalah berdiri untuk pemimpin yg duduk, dan Imam Nawawi yg berpendapat bila berdiri untuk penghargaan maka taka apa, sebagaimana Nabi saw berdiri untuk kedatangan putrinya Fathimah ra saat ia datang, namun adapula pendapat lain yg melarang berdiri untuk penghormatan.(Rujuk Fathul Baari Almasyhur Juz 11 dan Syarh Imam Nawawi ala shahih muslim juz 12 hal 93)
Namun sehebat apapun pendapat para Imam yg melarang berdiri untuk menghormati orang lain, bisa dipastikan mereka akan berdiri bila Rasulullah saw datang pada mereka, mustahil seorang muslim beriman bila sedang duduk lalu tiba tiba Rasulullah saw datang padanya dan ia tetap duduk dg santai..
Namun dari semua pendapat itu, tentulah berdiri saat mahal qiyam dalam membaca maulid itu tak ada hubungan apa apa dengan semua perselisihan itu, karena Rasul saw tidak dhohir dalam pembacaan maulid itu, lepas dari anggapan ruh Rasul saw hadir saat pembacaan maulid, itu bukan pembahasan kita, masalah seperti itu adalah masalah ghaib yg tak bisa disyarahkan dengan hukum dhohir,
semua ucapan diatas adalah perbedaan pendapat mengenai berdiri penghormatan yg Rasul saw pernah melarang agar sahabat tak berdiri untuk memuliakan beliau saw.
Jauh berbeda bila kita yg berdiri penghormatan mengingat jasa beliau saw, tak terikat dengan beliau hadir atau tidak, bahwa berdiri kita adalah bentuk kerinduan kita pada nabi saw, sebagaimana kita bersalam pada Nabi saw setiap kita shalat pun kita tak melihat beliau saw.
Diriwayatkan bahwa Imam Al hafidh Taqiyuddin Assubkiy rahimahullah, seorang Imam Besar dan terkemuka dizamannya bahwa ia berkumpul bersama para Muhaddits dan Imam Imam besar dizamannya dalam perkumpulan yg padanya dibacakan puji pujian untuk nabi saw, lalu diantara syair syair itu merekapun seraya berdiri termasuk Imam Assubkiy dan seluruh Imam imam yg hadir bersamanya, dan didapatkan kesejukan yg luhur dan cukuplah perbuatan mereka itu sebagai panutan,
dan berkata Imam Ibn Hajar Alhaitsamiy rahimahullah bahwa Bidah hasanah sudah menjadi kesepakatan para imam bahwa itu merupakan hal yg sunnah, (berlandaskan hadist shahih muslim no.1017 yg terncantum pd Bab Bidah) yaitu bila dilakukan mendapat pahala dan bila ditinggalkan tidak mendapat dosa, dan mengadakan maulid itu adalah salah satu Bidah hasanah,
Dan berkata pula Imam Assakhawiy rahimahullah bahwa mulai abad ketiga hijriyah mulailah hal ini dirayakan dengan banyak sedekah dan perayaan agung ini diseluruh dunia dan membawa keberkahan bagi mereka yg mengadakannya. (Sirah Al Halabiyah Juz 1 hal 137)
Pada hakekatnya, perayaan maulid ini bertujuan mengumpulkan muslimin untuk Medan Tablig dan bersilaturahmi sekaligus mendengarkan ceramah islami yg diselingi bershalawat dan salam pada Rasul saw, dan puji pujian pada Allah dan Rasul saw yg sudah diperbolehkan oleh Rasul saw, dan untuk mengembalikan kecintaan mereka pada Rasul saw, maka semua maksud ini tujuannya adalah kebangkitan risalah pada ummat yg dalam ghaflah, maka Imam dan Fuqaha manapun tak akan ada yg mengingkarinya karena jelas jelas merupakan salah satu cara membangkitkan keimanan muslimin, hal semacam ini tak pantas dimungkiri oleh setiap muslimin aqlan wa syarâan (secara logika dan hukum syariah), karena hal ini merupakan hal yg mustahab (yg dicintai), sebagaiman kaidah syariah bahwa Maa Yatimmul waajib illa bihi fahuwa wajib, semua yg menjadi penyebab kewajiban dengannya maka hukumnya wajib.
contohnya saja bila sebagaimana kita ketahui bahwa menutup aurat dalam shalat hukumnya wajib, dan membeli baju hukumnya mubah, namun suatu waktu saat kita akan melakukan shalat kebetulan kita tak punya baju penutup aurat kecuali harus membeli dulu, maka membeli baju hukumnya berubah menjadi wajib, karena perlu dipakai untuk melaksanakan shalat yg wajib .
contoh lain misalnya sunnah menggunakan siwak, dan membuat kantong baju hukumnya mubah saja, lalu saat akan bepergian kita akan membawa siwak dan baju kita tak berkantong, maka perlulah bagi kita membuat kantong baju untuk menaruh siwak, maka membuat kantong baju di pakaian kita menjadi sunnah hukumnya, karena diperlukan untuk menaruh siwak yg hukumnya sunnah.
Maka perayaan Maulid Nabi saw diadakan untuk Medan Tablig dan Dakwah, dan dakwah merupakan hal yg wajib pada suatu kaum bila dalam kemungkaran, dan ummat sudah tak perduli dg Nabinya saw, tak pula perduli apalagi mencintai sang Nabi saw dan rindu pada sunnah beliau saw, dan untuk mencapai tablig ini adalah dengan perayaan Maulid Nabi saw, maka perayaan maulid ini menjadi wajib, karena menjadi perantara Tablig dan Dakwah serta pengenalan sejarah sang Nabi saw serta silaturahmi.
Sebagaimana penulisan Alquran yg merupakan hal yg tak perlu dizaman nabi saw, namun menjadi sunnah hukumnya di masa para sahabat karena sahabat mulai banyak yg membutuhkan penjelasan Alquran, dan menjadi wajib hukumnya setelah banyaknya para sahabat yg wafat, karena ditakutkan sirnanya Alquran dari ummat, walaupun Allah telah menjelaskan bahwa Alqur’an telah dijaga oleh Allah.
Hal semacam in telah difahami dan dijelaskan oleh para khulafaurrasyidin, sahabat radhiyallahuanhum, Imam dan Muhadditsin, para ulama, fuqaha dan bahkan orang muslimin yg awam, namun hanya sebagian saudara saudara kita muslimin yg masih bersikeras untuk menentangnya, semoga Allah memberi mereka keluasan hati dan kejernihan, amiin.
Categories:Tak Berkategori

Bila Hati di penuhi Nurullah

Adakah diantara kita yang merasa mencapai sukses hidup karena telah berhasil meraih segalanya : harta, gelar, pangkat, jabatan, dan kedudukan yang telah menggenggam seluruh isi dunia ini? Marilah kita kaji ulang, seberapa besar sebenarnya nilai dari apa-apa yang telah kita raih selama ini.
Di sebuah harian pernah diberitakan tentang penemuan baru berupa teropong yang diberi nama telescope Hubble. Dengan teropong ini berhasil ditemukan sebanyak lima milyar gugusan galaksi. Padahal yang telah kita ketahui selama ini adalah suatu gugusan bernama galaksi bimasakti, yang di dalamnya terdapat planet-planet yang membuat takjub siapa pun yang mencoba bersungguh-sungguh mempelajarinya. Matahari saja merupakan salah satu planet yang sangat kecil, yang berada dalam gugusan galaksi di dalam tata surya kita. Nah, apalagi planet bumi ini sendiri yang besarnya hanya satu noktah. Sungguh tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan lima milyar gugusan galaksi tersebut. Sungguh alangkah dahsyatnya.
Sayangnya, seringkali orang yang merasa telah berhasil meraih segala apapun yang Read more…
Categories:Renungan

Perbedaan Antara Jin, Setan dan Iblis

Keberadaan Jin, Setan, dan Iblis merupakan suatu kepastian yang diakui dalam syariat Islam, sehingga jika masih ada dari kalangan muslim yang meragukan keberadaan mereka, teramat pantas jika diragukan keimanannya. Jin Diciptakan Sebelum Manusia. Kaum jin adalah makhluk hidup, berakal dan mereka melakukan segala sesuatu dengan kehendak. Bahkan mereka dibebani perintah dan larangan, hanya saja mereka tidak memiliki sifat dan tabiat seperti yang ada pada manusia atau selainnya. (Idhahu Ad-Dilalah fi ’Umumi Ar-Risalah hal. 1, lihat Majmu’ul Fatawa, 19/9).
Jin lebih dahulu diciptakan daripada manusia sebagaimana dikabarkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firman-Nya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (Al-Hijr: 26-27)
Karena jin lebih dulu ada, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mendahulukan penyebutannyaRead more…
Categories:Tak BerkategoriTag:

Islam Telah ke Indonesia sejak sebelum kelahiran Rasulullah SAW

Islam masuk ke Nusantara dibawa para pedagang dari Gujarat, India, di abad ke 14 Masehi. Teori masuknya Islam ke Nusantara dari Gujarat ini disebut juga sebagai Teori Gujarat. Demikian menurut buku-buku sejarah yang sampai sekarang masih menjadi buku pegangan bagi para pelajar kita, dari tingkat sekolah dasar hingga lanjutan atas, bahkan di beberapa perguruan tinggi.
Namun, tahukah bahwa Teori Gujarat ini berasal dari seorang orientalis asal Belanda yang seluruh hidupnya didedikasikan untuk menghancurkan Islam?
Orientalis ini bernama Snouck Hurgronje, yang demi mencapai tujuannya, ia mempelajari bahasa Arab dengan sangat giat, mengaku sebagai seorang Muslim, Read more…

Sejarah Berdirinya thotiqoh Alawiyyin

Tarekat Alawiyyah berbeda dengan tarekat sufi lain pada umumnya. Perbedaan itu, misalnya, terletak dari praktiknya yang tidak menekankan segi-segi riyadlah (olah ruhani) dan kezuhudan, melainkan lebih menekankan pada amal, akhlak, dan beberapa wirid serta dzikir ringan.Sehingga wirid dan dzikir ini dapat dengan mudah dipraktikkan oleh siapa saja meski tanpa dibimbing oleh seorang mursyid. Ada dua wirid yang diajarkannya, yakni Wirid Al-Lathif dan Ratib Al-Haddad. Juga dapat dikatakan, bahwa tarekat ini merupakan jalan tengah antara Tarekat Syadziliyah [yang menekankan riyadlah qulub (olah hati) dan batiniah] dan Tarekat Al-Ghazaliyah [yang menekankan riyadlah al-‘abdan (olah fisik)].Tarekat Alawiyyah merupakan salah satu tarekat mu’tabarah dari 41 tarekat yang ada di dunia. Tarekat ini berasal dari Hadhramaut, Yaman Selatan dan tersebar hingga ke Read more…

Masa masa kejayaan Islam di Spanyol

//
Tentu kita masih ingat akan sejarah kedatangan Thariq bin Ziyad bersama pasukannya pada bulan Mei tahun 711 M memasuki selat Gibraltar yang terletak di teluk Algeciras, sebagai cikal bakal perkembangan kebudayaan Islam dan kerajaan-kerajaan Islam yang mulai bercokol di tanah Andalusia (sekarang Spanyol). Berkat kedatangan Islam di Andalusia hampir delapan abad lamanya kaum Muslim mengusasi kota-kota penting seperti Toledo, Saragosa, Cordoba, Valencia, Malaga, Seville, Granada dan lain sebagainya, mereka membawa panji-panji ke-Islaman, baik dari segi Ilmu pengetahuan, Kebudayaan, maupun segi Arsitektur bangunan.
Di negeri inilah lahir tokoh-tokoh muslim ternama yang menguasai berbagai ilmu pengetahuan, seperti Ilmu Agama Islam, Kedokteran, Filsafat, Ilmu Hayat, Ilmu Hisab, Ilmu Hukum, Sastra, Ilmu Alam, Astronomi, dan lain sebagainya. Oleh karena itu dengan segala kemajuan dalam berbagai ilmu pengetahuan, kebudayaan serta aspek-aspek ke-islaman, Andalusia kala itu boleh dikatakan sebagai pusat kebudayaan Islam dan Ilmu Pengetahuan yang tiada tandingannya setelah Konstantinopel dan Bagdad. Maka tak heran waktu itu pula bangsa-bangsa Eropa lainnya mulai berdatangan ke negeri Andalusia ini untuk mempelajari berbagai Ilmu pengetahuan dari orang-orang Muslim Spanyol, dengan mempelejari buku-buku buah karya cendekiawan Andalusia baik secara sembunyi-sembunyi ataupun terang-terangan.
Diantara cendekiawan-cendekiawan asal andalusia tercatat Ibnu Thufail (1107-1185) Read more…
Categories:Sejarah

Ada Rencana Pencurian Jasad Rasulullah SAW

Jasad nabi Muhammad SAW pernah terusik dan nyaris di curi oleh orang kafir laknatullah. Sebelum akhirnya Allah menyelamatkannya dari rencana jahat yang mengancam sang nabi tercinta. Peristiwa yang memilukan dan nyaris menampar wajah umat islam ini terjadi pada tahun 1164 M atau 557 H, sebagaimana telah dicatat oleh sejarawan Ali Hafidz dalam kitab Fusul min Tarikhi AL-Madinah Al Munawaroh.Read more…
Categories:Kisah dan Hikmah

Perjalanan Singkat Spriritual Imam Al Ghozali

تِلۡكَ ٱلدَّارُ ٱلۡأَخِرَةُ نَجۡعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّ۬ا فِى ٱلۡأَرۡضِ
وَلَا فَسَادً۬ا‌ۚ وَٱلۡعَـٰقِبَةُ لِلۡمُتَّقِينَ ٨٣
Negeri akhirat itu kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.”  (QS Al-Qoshos : 83)

Alunan suara ayat-ayat suci Al-qur’an itu berkumandang dimalam yang sepi, dibawa angin malam hingga masuk ke telinga seorang lelaki yang sedang merenung dan memandang ke cakrawala yang luas, lalu meresap ke dalam lubuk hatinya yang paling dalam. Lelaki itu lantas berguman “Maha suci Engkau, oh Tuhanku! Engkau selalu mengirimkan cahaya petunjuk-Mu setiap aku sedang dilanda keraguan”.
Lelaki itu adalah Hujjatul Islam, Imam Al-Ghozali. Siapapun mengenal Imam Ghozali, karenaRead more…
Categories:Kisah dan Hikmah